Review The Medium, Film Horror Thailand Yang Popular – Film horror asal Thailand dengan judul The Medium kini tengah populer di Indonesia, terbukti dengan ramainya antusias masyarakat Indonesia dalam menonton serta mereview film garapan sutradara Banjong Pisanthanakun yang juga merupakan sutradara dari film horror populer sepanjang masa yakni Pee Mak.
Pee Mak sendiri sebagai film horor, tetapi memiliki elemen humor yang diperankan oleh Mario Maurer. Dan film The Medium benar-benar jauh dari kesan-kesan humor alias disebutkan memiliki beberapa jumpscare yang dapat acungan jempol.
Sinopsis Film The Medium
The Medium adalah film ala dokumenter yang berfokus pada Situs Judi Slot Online Gampang Menang kehidupan Nim (Sawanee Utoomma) dan sekelilingnya. Nim dipercaya warga sekitaran sebagai media dari arwah Ba Yan yang sejauh ini jadi penjaga Isan, teritori di Thailand.
Persoal mulai menghangat saat Mink (Narilya Gulmongkolpech), sepupu Nim, mulai memperlihatkan pertanda yang dirasa Nim, dan kakaknya Noi (Sirani Yankittikan), saat akan dimasuki arwah Ba Yan.
Hal tersebut membuat team dokumenter ingin melihat langsung proses mistik yang disebutkan terjadi turun-temurun dalam keluarga Nim.
Sayang, Nim perlahan-lahan baru mengetahui fenomena dan pertanda yang dirasakan Ming bukan datang dari arwah Ba Yan.
The Medium memaparkan keadaan Nim dan anggota keluarganya, Noi, Mink, dan Manit (Yasaka Chaisorn) secara perlahan-lahan, betul-betul perlahan-lahan. Hal tersebut membuat mayoritas jalan cerita dari film memiliki durasi 130 menit ini jalan lamban.
Review Film The Medium
Satu perihal yang pantas disorot ialah Narilya Gulmongkolpech, aktor Mink, benar-benar keren jadi orang yang kerasukan banyak sekali arwah. Aktingnya benar-benar membekas di pemikiran bahkan juga sesudah keluar studio bioskop.
Banjong juga seolah makin mencapai gas menjelang akhir film. Ritus mistik dengan penuh mantra, sampai intimidasi penuh darah digulirkan betul-betul tiada henti sejak saat itu sampai akhir film.
Tetapi ketika bertepatan, narasi berasa tidak logis saat menimbang tindakan kamerawan team dokumenter dalam ambil gambar. Jika dipikirkan, ada beberapa episode di film ini yang sebenarnya berasa tidak mungkin ambil gambar pada keadaan seperti pada narasi, jika merujuk pada style dokumenter.
Pada dasarnya, The Medium sebagai film seram yang kelihatannya akan gampang dicicipi pemirsa di Indonesia. Background tempat dan ritus kepercayaan yang diperlihatkan seperti bisa diketemukan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Tidak itu saja, The Medium menjadi satu diantara film yang pas untuk kembali lagi ke bioskop untuk dapat nikmati intimidasi dengan optimal.
Tinggalkan Balasan